Rabu, 01 April 2020

Resume Buku Sutan Ali Syahbana hlm 13-32

1. Proses Menilai dan Nilai-nilai
Dalam menghadapi alam dan sekitarnya budi manusia itu didorong untuk membuat hubungan yang bermakna dengannya. Yaitu dengan menilai, oleh proses penilaian dan pemilihan terus-menerus, individu manusia memerlukan kelakuannya lalu menciptakan serba-ragam benda kebudayaan. Dalam kebebasan menilai dan membuat pilihan dari sejumlah kemungkinan yang besar, dapat kita bedakan berbagai proses penilaian budi manusia yang berbeda logika dan kenyataannya. Jika tujuan proses penilaian itu mengetahui alam sekitar, maka kita menghadapai proses penilaian teori yang menuju kearah pengetahuan yang disebut nilai teori. Proses penilaian dunia sekitar dihadapi sebagai ekspresi daripada rahasia dan kebesaran alam semesta. Jika hanya keindahan kita dihadapkan dengan penilaian estetik yang subyektif karena menekankan intuisi, perasaan dan fantasi yang disebut aspek expresif dari kebudayaan. Dengan proses penilaian solidaritas akan tiba dalam hubungan cinta, persahabatan, simpati pada sesama manusia atau saling menghargai

2. Perhubungan Proses Penilaian dan Etik
Proses penilaian dan nilai-nilai yang lain sedikit banyaknya tunduk pada tujuan, logika dan kenyataan. Pribadi merupakan sistem proses penilaian atau nilai pada individu yang diintegrasikan, diorganisasikan oleh tujuan, logika, dan kenyataan. Sedangkan etik masyarakat yang heteronom itu menjelma dalam adat istiadat, kebiasaan dan undang-undang. Sudah pasti, bahwa antara etik pribadi dan etika masyarakat ada perseregangan dan tentu pertentangan akan berlaku pada individu itu sendiri yang mau mengikuti katahati. Tentu pada umumnya etik kata hati yang autonom itu sejalan dengan etik masyarakat yang heteronom.

3. Kebudayaan Indonesia Asli
Bangsa Indonesia sudah dapat dikatakan mempunyai cara berpikir yang komplex, yaitu bersifat keseluruhan dan emosional yang amat dikuasai oleh perasaan sebelum datangnya budaya dari India. Pikiran dan perbuatan tertuju bagaimana mendapat bantuan dari roh-roh yang baik dan bagaimana menjauhkan pengaruh buruknya. Ekonomi, hukum, pemerintahan, kesenian bukanlah keaktifan manusia yang terpisah-pisah, tetapi sangat amat rapat hubungannya. Pengetahuan itu bukanlah diperoleh karena penyelidikan, tetapi merupakan pusaka nenek moyangnya yang rohnya dianggap masih hidup bersama didalam masyarakat. Dalam tingkat kebersahajaan itu manusia belum banyak mempunyai kesadaran akan kemungkinan pikiran dan tenaganya yang nyata. Demikian ilmu dalam arti penjelmaan nilai teori yang berusaha mencari pengetahuan yang berasio, nyata dan objektif amatlah lemah. Dalam hubungan adat yang mengatur seluruh kehidupan dan yang dikuasai oleh roh-roh dan tenaga yang gaib itulah maka masyarakat bersahaja itu, konservatif dan statis sifatnya. Ciri yang lain daripada masyarakat Indonesia yang lama ialah berkuasanya nilai solidaritas, keputusan-keputusan yang diambil bersama dengan permufakatan. Suatu ciri juga dari masyarakat Indonesia asli itu ialah besarnya pengaruh hubungan darah, persekutuan itu terjadi dari satu atau beberapa suku. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat yang kecil tentulah amat terbatas dan berjalan kekeluargaan.
Jadi kesimpulan tentang kebudayaan Indonesia asli ini tentu kebudayaannya dikuasai oleh nilai agama, yang diikuti oleh nilai solidaritas dan nilai kesenian, sedangkan dalam sifatnya yang demokratis nilai kuasa dalam susunan masyarakat adalah lemah. Nilai ilmu lemah, karena pemikiran yang berasio belum berkembang sedangkan perasaan perasaan masih terlampau berkuasa dalam menghadapi alam. Nilai ekonomi belum juga berkembang.

4. Kebudayaan India
Kebudayaan hindu yang berasal dari India pada saat itu telah lebih maju dari kebudayaan Indonesia asli. Dalam kebudayaan hindu juga amat penting roh-roh dan tenaga yang gaib dan perhubungan kosmos segala sesuatu. Selain itu dalam berbagai pemikiran filsafat, bangsa India tiada putus-putusnya berusaha memikirkan dasar yang satu antara manusia dan seluruh alam dan suatu hal yang istimewa ialah bahwa dalam susunan pikiran itu hidup manusia sebagai individu di dunia adalah penderitaan dan akan berakhir ketika memasuki nirwana. Dalam kehidupan masyarakat nyata benar kelihatan berkat feodalisme ini tumbuh suatu pusat kekuasaan atau politik darimana timbul perkembangan dan kedinamisan, karena kemajuan organisasi dan teknik yang keduanya sejalan dengan perkembangan pikiran. Berhubungan dengan perkembangan kebudayaan India juga timbulnya kepandaian menulis, yang memberi kesempatan yang luar biasa kepada pikiran-pikiran dan penglaman untuk berkembang. Oleh pengaruh kebudayaan India itu kebudayaan Indonesia asli, yang bersifat kebudayaan persekutuan asli yang bersifat kebudayaan persekutuan-persekutuan kecil dengan kemungkinannya yang kecil. Dan hanya dalam hubungan perkembangan kehidupan masyarakat dan kebudayaan seperti terjelma dalam timbulnya kerajaan besar, tersusunnya pegawai dan tentara yang bertingkat, timbulnya ekonomi dalam daerah yang luas dan terbentuknya hukum dan perkembangan rohani seperti kelihatan dalam perkembangan agama dan kesenian.
Uraian tersebut jelas bahwa kebudayaan India yang menjadi dasar dari feodalisme dalam sejarah Indonesia, nilai yang tertinggi adalah nilai agama. Dalam hubungan ini meskipun nilai teori dan nilai ekonomi tidak menjadi nilai yang berkuasa dan menentukan etik kebudayaan, tetapi dalam hubungan bertambah pengaruhnya kerasioan dan bertambah meluasnya daerah dan perhubungan, yang dikuatkan oleh kecakapan membaca dan menulis karena keduanya memperlihatkan kemajuan. Nilai solidaritas yang merupakan salah satu nilai terpenting dalam kebudayaan Indonesia asli, tentulah tenggelam dalam lingkungan sistem kasta dan kerajaan-kerajaan feodal yang besar itu.

5. Kebudayaan Islam
Seperti kebudayaan Indonesia asli dan Hindu, kebudayaan islam itupun berpusat pada kepercayaan pada tenaga yang gaib, yang dalam kebudayaan islam dinamakan Allah. Tetapi berbeda dengan animisme dan dinamisme kepercayaan kebudayaan Indonesia asli dan berbeda dengan hirarki dewa-dewa dan imanentisma kebudayaan India, dalam kepercayaan islam ada suatu jarak antara manusia dan Allah juga alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar